Aktor jahat dapat mencegat, menyimpan, dan secara jahat menggunakan semua daring yang Anda bagikan. Sebuah studi yang dirilis oleh ALSPAC pada tahun 2024 menunjukkan bahwa pelacakan preferensi dan perilaku pengguna secara real-time dapat dilakukan secara detail berkat rekaman jejak digital. Tingkat pengawasan seperti itu mengancam hak privasi digital yang fundamental.
Bagi anak-anak, risikonya bahkan lebih serius. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, 8 dari 10 anak telah meninggalkan jejak digital mereka sebelum mencapai usia dua tahun, sebagian besar melalui foto atau unggahan orang tua mereka. Hal ini membuat mereka rentan terhadap risiko identitas dan masalah privasi.
Isu keamanan daring semakin meningkat di kalangan anak-anak. Menurut sebuah studi oleh Common Sense Media, 45 persen remaja melihat sesuatu yang tidak pantas di Snapchat. Lebih lanjut, menurut Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi, ditemukan bahwa lebih dari 370.000 kasus eksploitasi anak dilaporkan di media sosial, termasuk Twitter (X), pada awal tahun 2024.
Perundungan siber, grooming, phishing, dan paparan media berbahaya masih menjadi faktor-faktor yang berbahaya. Lebih dari 50 persen orang tua di Amerika Serikat telah menggunakan aplikasi pemantauan untuk melacak aktivitas daring anak-anak mereka, yang merupakan langkah yang perlu mereka ambil menyusul angka-angka mengkhawatirkan dari tindak kekerasan daring .
Jejak digital juga merupakan faktor penting bagi peluang pendidikan. Menurut laporan CareerBuilder, 70% perusahaan meneliti media sosial tentang pelamar kerja dalam proses perekrutan. Perguruan tinggi juga mempertimbangkan perilaku daring pelamar, dan beberapa perguruan tinggi menarik tawaran tergantung pada konten daring yang mengkhawatirkan.
Menjaga jejak digital yang profesional dan jelas akan meningkatkan reputasi Anda, dan Anda akan lebih dipercaya di mata pemberi kerja dan lembaga akademis.
Kejahatan siber dan pencurian identitas merupakan beberapa risiko jangka panjang yang ditimbulkan oleh berbagi informasi pribadi secara berlebihan. Menurut Komisi Perdagangan Federal AS, kasus pencurian identitas juga meningkat secara substansial pada tahun 2023, sebagian besar disebabkan oleh penyalahgunaan data di media sosial.
Penjahat dapat lebih mudah mengirim email phishing dan melakukan penipuan ketika orang-orang terlalu banyak berbagi. Perhatikan baik-baik gambar Anda daring untuk mengurangi risiko tersebut.
Perusahaan sering mengumpulkan data Anda untuk menjalankan iklan bertarget dan analitik perilaku. Menurut Pew Research Center, 81 persen orang Amerika tidak percaya bahwa mereka memiliki kendali atas penggunaan informasi digital mereka oleh perusahaan.
Berbagi data dapat meninggalkan salinan permanen di suatu tempat di server atau cadangan, bahkan dengan upaya penghapusan. Hilangnya kendali seperti itu menekankan efektivitas langkah-langkah privasi yang baik.
Peraturan seperti COPPA (Children's Daring Privacy Protection Act) dan GDPR ( Umum Data Protection Regulation) merupakan undang-undang di banyak negara untuk melindungi informasi anak di bawah umur dan warga negara. Keamanan data anak bukan hanya tentang privasi mereka; melainkan merupakan kewajiban hukum dari mereka yang bertanggung jawab atas anak-anak tersebut, yaitu orang tua dan wali mereka.
Mengelola jejak digital adalah proses yang berkelanjutan. Orang tua dan anak harus mengambil tindakan untuk mengendalikan bagaimana mereka digambarkan daring .
Ya. Termasuk video yang diunggah dan juga konten yang ditonton dan disukai. TIK tok juga mengumpulkan data tentang lokasi geografis, perangkat, dan metrik interaksi.
Menghapus jejak digital Anda sepenuhnya hampir mustahil. Bahkan jika Anda hapus akun dan postingan, perusahaan atau pihak lain mungkin masih menyimpan beberapa data.
Jejak digital itu sendiri bersifat netral. Nilai jejak digital Anda bergantung pada apa yang Anda unggah dan bagaimana Anda mengelolanya. Ada jejak digital yang baik yang dapat bantuan membangun karier, hubungan, dan personal branding.