Masa kanak-kanak yang penuh kekerasan dapat meninggalkan luka emosional yang berkepanjangan. Namun dengan dukungan dan penyembuhan yang tepat, jalan menuju pemulihan bisa ditemukan. Anak-anak sering kali hidup di bawah pengaruh orang tua mereka, yang membentuk pemahaman mereka tentang apa yang benar dan apa yang salah. Ketergantungan ini dapat membuat mereka sulit mengenali ketika mereka dianiaya. Karena sangat sulit untuk mengenali pelecehan verbal, terutama dari seseorang yang tumbuh bersama Anda. Jika Anda menghadapi situasi yang sama, Anda berada di tempat yang tepat. Dalam artikel ini, kami akan memandu Anda mengatasi pelecehan verbal dari orang tua, termasuk tanda-tandanya, cara menghadapinya, dan banyak lagi. Jadi teruslah belajar dan buat hidup Anda lebih mudah!
Apa itu pelecehan verbal dari orang tua?
“Ini adalah jenis pelecehan di mana orang tua menggunakan kata-kata yang kasar, kasar, dan menyakitkan terhadap anak-anak.”
Meskipun kekerasan verbal tidak menimbulkan luka fisik, namun dampaknya bisa sangat kuat hingga mempengaruhi kehidupan seorang anak. Beberapa contoh perilaku seperti ini antara lain; mengumpat, membentak, mengkritik dengan tidak ramah, mengejek, dan bahasa negatif lainnya yang dimaksudkan untuk membuat anak merasa tidak berharga atau takut.
Hal lainnya adalah pelecehan verbal dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti ironi atau komentar pasif-agresif. Tahukah Anda, hal itu mungkin memengaruhi kesehatan mental dan hubungan ketika anak-anak bertambah besar. Meskipun penting bagi anak-anak untuk menerima dukungan dan kasih sayang, beberapa orang tua mungkin tidak sepenuhnya memahami dampak buruk dari kata-kata mereka, sehingga mengarah pada perilaku yang tidak disengaja namun merusak.
Apa efek samping dari pelecehan verbal orang tua?
Efek samping dari pelecehan verbal orang tua mempunyai banyak dampak kesehatan tidak hanya pada status psikologis anak tetapi juga kesejahteraan emosional serta kondisi fisiknya. Berikut adalah beberapa efek samping yang umum:
- Berkurangnya rasa percaya diri: Pernyataan tidak setuju yang terus-menerus dapat menurunkan semangat seseorang sehingga membuatnya merasa tidak mampu.
- Kecemasan: Lingkungan tegang yang ditandai dengan penggunaan bahasa kasar secara teratur dapat menyebabkan seorang anak mengalami gangguan kecemasan kronis yang membuat mereka terus-menerus gelisah.
- Depresi: Keputusasaan, keputusasaan, dan kesedihan dapat membuat anak mengalami depresi klinis.
- Masalah kepercayaan: Jika pengasuh utama terus melakukan pelecehan verbal terhadap anak-anak mereka, mereka tidak dapat dengan mudah mempercayai orang lain sehingga menyebabkan hubungan persahabatan menjadi buruk.
- Masalah akademis: Seorang anak mungkin tidak dapat cukup peringkat saat belajar atau bahkan kurang motivasi, hal ini disebabkan oleh stres dan ketegangan emosional yang disebabkan oleh pelecehan verbal.
- Isolasi sosial: Rasa malu, takut, dan rendah diri dapat membuat seorang anak terisolasi dari teman-temannya.
- Masalah kesehatan jangka panjang: Pelecehan verbal dapat menimbulkan dampak kesehatan mental yang serius, yang juga dapat terlihat secara fisik, seperti gangguan makan seperti anoreksia. Masalah-masalah ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah jika tidak ditangani.
Tanda-tanda pelecehan verbal dari orang tua
Tidak ada cara mudah untuk mengetahui apakah orang tuamu telah melakukan pelecehan verbal terhadapmu karena sebagian besar kasus tersebut terjadi tanpa ada saksi.
Itulah beberapa tanda yang bisa menyiratkan pelecehan verbal dari orang tua
Kritik yang sering: Anda mungkin mendapat pemberitahuan bahwa orang tua terus-menerus mengkritik anaknya tanpa bersikap konstruktif terhadapnya. Ya! Ini adalah bentuk pelecehan verbal.
Menyebut dan menghina: Orang tua menggunakan bahasa yang vulgar, menghina, atau kata-kata yang merendahkan terhadap anak-anak mereka, yang membuat mereka merasa kurang berharga atau tidak berguna, yang tentunya merupakan kategori pelecehan verbal.
Berteriak dan berteriak: Orang tua cenderung berteriak lebih keras saat marah, biasanya berteriak karena ingin anaknya takut atau patuh sambil meninggikan suara yang dianggap tidak sopan dan memalukan.
Mendiskreditkan: Beberapa orang tua mungkin secara tidak sengaja membuat anak mereka merasa diremehkan melalui komentar sarkastik atau pernyataan yang meremehkan, tanpa menyadari dampak jangka panjang dari perilaku tersebut.
Ancaman: Ancaman orang tua terhadap anak mempunyai dua tujuan. Entah mereka ingin mengendalikan mereka dengan memastikan mereka berhenti melakukan sesuatu yang buruk atau menjanjikan sesuatu yang baik akan terjadi nanti.
Menyalahkan: Beberapa orang tua membuat anak merasa bertanggung jawab atas hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan, misalnya dengan menyalahkan mereka atas masalah, kegagalan, atau masalah yang bukan tanggung jawab mereka.
Penghinaan: Secara pribadi atau di depan umum, orang tua mempermalukan anak, membuatnya merasa malu atau malu seperti dalam pertemuan keluarga, informan teman-temannya, dll.
Mengabaikan Perasaan: Terlihat juga bahwa beberapa orang tua hanya menghargai apa yang mereka rasa benar/salah bagi mereka; perasaan anak-anak tidak penting, artinya mereka tidak berusaha mengakui emosinya.
Isolasi: Orang tua dapat mengisolasi anak dari teman dan aktivitas serta membuat mereka bergantung dan patuh melalui manipulasi verbal. Sayangnya, perilaku ini dapat merusak seluruh hidup seorang anak karena ia tidak akan pernah mampu mandiri.
Membandingkan terus-menerus: Tidak ada orang yang suka dibandingkan dengan orang yang lebih baik darinya. Hal ini menimbulkan perasaan rendah diri, tidak mampu, dan frustrasi ketika orang tua membandingkan anak mereka dengan orang lain, seringkali dengan cara yang tidak menyenangkan.
Contoh pelecehan verbal dari orang tua
Meski kasih sayang orang tua terhadap anaknya tak tertandingi, namun tidak semua orang tua berperilaku sama terhadap anaknya. Dalam kehidupan nyata, banyak contoh yang terlihat di mana orang tua memperlakukan anak-anak mereka dengan sangat kasar sehingga Anda bahkan tidak bisa mengatakan bahwa mereka adalah anak kandungnya.
Selain mencaci-maki atau menghina, pelecehan verbal yang dilakukan orang tua dapat meningkat menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar intimidasi.
Berikut adalah beberapa contoh di mana orang tua menggunakan bentuk pelecehan verbal yang terselubung atau halus.
Meniadakan prestasi: Beberapa orang tua meremehkan keberhasilan anak-anak mereka secara sadar atau tidak sadar. Misalnya, mereka mungkin berkata, “Kamu mendapat nilai A? Jadi apa? Semua anak lain melakukannya. 'Ini bukan apa-apa; siapa pun bisa melakukan itu. Anda harus berbuat lebih baik.”
Mengabaikan Hobi: Beberapa orang tua tidak menghargai hobi anak mereka. Misalnya, “Mengapa Anda membuang-buang waktu untuk hobi yang tidak berguna?” “Kamu tidak akan pernah berhasil dalam hal itu, jadi mengapa repot-repot mencoba?”
Membunuh Kepercayaan Diri: Kepercayaan diri yang longgar dapat mengurangi separuh keberhasilan anak. Misalnya, orang tua dapat berkata, “Menurutmu kamu mampu? Jangan membohongi dirimu sendiri.” “Kamu tidak cukup pintar untuk bidang itu.”
Pemerasan Emosional: Ini adalah poin penting yang patut didiskusikan, orang tua membebani anak-anak mereka dengan memeras mereka secara emosional. Misalnya saja dengan berkata, “Setelah semua yang kulakukan untukmu, beginilah caramu membalas budiku.” “Kaulah alasan aku begitu stres.”
Keraguan yang Abadi: Keraguan dan ketakutan adalah faktor penentu kesuksesan. Orang tua dapat menghancurkan masa depan anak-anak mereka dengan membuat mereka merasa takut dan ragu sepanjang waktu. Orang tua ini sering kali berkata, “Saya tidak percaya pada kemampuan Anda untuk menangani hal ini; kamu hanya akan meledakkannya.” “Mungkin kamu berpikir kamu bisa, tapi aku benar-benar meragukannya.”
Menetapkan Tujuan yang Tidak Realistis: Harapan yang tidak realistis selalu membawa pada keputusasaan. Biasanya orang tua berharap terlalu banyak pada anaknya tanpa mengetahui potensi yang dimilikinya. Dan mereka sering mengucapkan kalimat seperti, “Jika kamu tidak mendapat nilai A, lupakan saja kehidupan!” “Jika tidak berhasil, maka Anda belum berusaha cukup keras.”
Mempermalukan: “Bagaimana bisa begitu malas, merasa malu?” “Saya tidak percaya kami berbagi DNA. Kamu memalukan.” kalimat-kalimat yang lazim digunakan orang tua, yang pada akhirnya menjadi penyebab hancurnya masa depan anak-anaknya.
Kejadian-kejadian seperti ini merupakan manifestasi betapa bahasa dapat membahayakan; hal ini dapat berdampak buruk pada harga diri, kepastian, dan kesehatan seseorang secara keseluruhan.
Apa yang harus dilakukan terhadap orang tua yang melakukan kekerasan verbal?
Memang cukup sulit menangani orang tua yang melakukan kekerasan verbal. Namun berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan anak-anak untuk melindungi diri mereka sendiri dan mendapatkan bantuan :
- Kenali pelecehannya: Sadarilah terlebih dahulu bahwa pelecehan verbal bukanlah kesalahan Anda. Lain kali cobalah menghindari situasi di mana pelecehan akan berakhir pada Anda.
- Tetapkan batasan: Jika memungkinkan, tetapkan batasan dengan wali Anda. Anda dapat memberi tahu mereka bahwa mereka tidak dapat mengatakan hal-hal tertentu atau bertindak dengan cara tertentu. Misalnya, “Saya tidak suka dipanggil dengan nama buruk. Bicaralah padaku dengan hormat.”
- Carilah bantuan: Jangan pernah menderita sendirian pada saat-saat seperti itu. Temukan seseorang yang Anda percayai di antara teman, kerabat, atau guru Anda yang akan mendukung Anda secara emosional dan memberikan nasihat jika diperlukan. Membicarakan apa yang terjadi dengan orang lain mungkin akan membuat Anda tidak terlalu merasa terisolasi dan bisa memberikan kelegaan.
- Mengembangkan keterampilan mengatasi masalah: Ketika orang sudah terbiasa dengan mekanisme mengatasi masalah (cara mereka menghadapi keadaan sulit), mereka sering kali menemukan pendekatan baru dalam menghadapi masalah mereka selain merespons secara emosional terhadap hinaan verbal yang ditujukan kepada mereka. Salah satu peringkat tersebut dapat berupa melatih kesadaran atau menuliskan emosi seseorang tentang diri mereka sendiri, apa pun yang membuat mereka merasa baik.
- Jaga dirimu: Perhatikan kesehatan mental dan fisikmu. Ini termasuk tidur yang cukup, kebiasaan makan yang sehat, olahraga, dan melakukan aktivitas yang membawa kebahagiaan dan menghilangkan stres.
- Apa yang harus dilakukan besok: Jika situasinya dirasa tidak memungkinkan, mulailah mempertimbangkan langkah-langkah di masa depan yang dapat bantuan Anda membangun kemandirian, seperti berfokus pada pendidikan atau merencanakan saat Anda bisa hidup mandiri. Namun, mencari bantuan dan dukungan pada saat ini juga sama pentingnya.
- Konsultasi profesional: Seorang terapis atau konselor dapat membantu Anda memahami segala sesuatu dan mengembangkan cara yang tepat untuk mengatasi perasaan Anda. Mereka juga bantuan merumuskan langkah peringkat langkah yang lebih efektif melawan penyalahgunaan.
- Menentukan kapan harus mengucapkan selamat tinggal: Jika pelecehan verbal terus meningkat atau membuat Anda merasa tidak aman dalam hidup, mungkin yang terbaik adalah menjauh dari situasi tersebut untuk sementara atau selamanya. Keamanan Anda sangat penting.
Ingatlah selalu bahwa Anda pantas mendapatkan cinta dan rasa hormat. Mencari bantuan adalah langkah ampuh untuk melindungi kesejahteraan Anda dan menemukan dukungan yang Anda butuhkan.
Bagaimana cara melaporkan orang tua yang melakukan kekerasan verbal?
Berikut langkah-langkah melaporkan orang tua yang melakukan kekerasan verbal:
- Hubungi Layanan Perlindungan Anak (CPS): Beritahu kantor CPS setempat atau yang setara ketika melaporkan pelecehan terhadap anak.
- Gunakan Saluran Bantuan : Telepon saluran bantuan pelecehan anak karena mereka akan memandu melalui berbagai opsi yang tersedia untuk Anda.
- Rekam Penyalahgunaan: Buatlah catatan yang menunjukkan kapan, di mana, dan mengapa hal itu diucapkan. Cobalah untuk membicarakan bagaimana perasaan anak terhadap hal tersebut.
Ini bisa menjadi bantuan ketika membuat laporan. Dan anak-anak mempunyai hak atas keamanan dan martabat.
Bagaimana cara bantuan perubahan orang tua yang melakukan kekerasan verbal?
Dalam banyak kasus, upaya untuk mengubah orang tua yang melakukan kekerasan mungkin tampak mustahil, tetapi dengan kesabaran dan pendekatan yang tepat, hal ini mungkin terjadi. Oleh karena itu, kami akan membahas beberapa intervensi yang dapat bantuan mengubah orang tua yang melakukan kekerasan menjadi orang tua yang tidak melakukan kekerasan.
- Saluran komunikasi terbuka: Mulailah dengan berbagi dengan mereka bagaimana kata-kata mereka memengaruhi Anda. Katakan, “Aku merasa sakit hati saat kamu menjelek-jelekkanku,” alih-alih terdengar seperti menuduh. Semoga mereka mengerti maksud kata-kata mereka.
- Refleksi diri: Minta mereka untuk memikirkan tindakan dan konsekuensinya untuk sementara waktu. Kadang-kadang, orang-orang menyebabkan kerugian tanpa mereka sadari sepenuhnya. Buat mereka membayangkan diri mereka berada di posisi Anda.
- Komunikasi yang sehat: Sarankan cara untuk melakukan diskusi yang lebih damai, seperti mengambil jeda pada saat-saat yang sangat emosional atau memahami cara mendengarkan secara aktif.
- Rekomendasi terapi: Anda mungkin ingin menyarankan orang tua Anda untuk menemui profesional seperti terapis atau kursus manajemen amarah. Seorang terapis akan bantuan menjelaskan mengapa mereka berperilaku seperti ini dan mengajarkan metode ekspresi emosional yang lebih baik.
- Batasi percakapan: Dengan sopan namun tegas batasi pembicaraan dan perilaku yang tidak dapat Anda peringkat . Hal ini akan mendorong perubahan positif dalam kehidupan mereka.
- Memberi contoh perilaku yang baik: Misalnya, berbicaralah dengan lembut alih-alih berteriak sambil menunjukkan kasih sayang dan empati. Ini adalah salah satu cara untuk mengajari orang tua Anda cara berkomunikasi secara efektif.
- Rujuk mereka ke sumber daya: Buku, artikel, dan bahkan sumber daring mengenai pelecehan verbal kini tersedia. Ini bisa bermanfaat bagi seseorang yang sedang mengalami masalah ini karena mengarah pada realisasi diri dan kepercayaan diri.
- Kesabaran & dukungan: Perubahan membutuhkan waktu dan, oleh karena itu, Anda harus peringkat setiap perbaikan kecil yang dilakukan oleh orang tua sekaligus mengingatkan mereka bahwa mereka dapat mencari bantuan .
Anak-anak hendaknya tidak pernah merasa bertanggung jawab atas perubahan perilaku kasar orang tuanya. Merupakan tugas orang tua untuk mengenali dan mengatasi tindakan merugikan mereka sendiri.
Bagaimana seharusnya kontrol orang tua bantuan orang tua yang melakukan kekerasan verbal?
Pengawasan orang tua sering kali digunakan sebagai cara untuk membatasi daring yang dapat dilakukan anak-anak. Namun hal ini juga berguna dalam membatasi kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang tua.
- Kesadaran dan Pemantauan: Ada aplikasi seperti FlashGet Anak-Anak yang memungkinkan orang tua memantau aktivitas internet anak-anak mereka. Perilaku tersebut akan membantu orang tua memahami kondisi emosional yang mempengaruhi anaknya. Misalnya, jika seorang ibu menyadari bahwa putranya sedang mencari kata-kata yang berhubungan dengan emosi atau pelecehan, hal ini mungkin membuka matanya bahwa dia harus mulai merenungkan dirinya sendiri dan mencari bantuan.
“ FlashGet Anak-anak adalah aplikasi kontrol orang tua yang dapat Anda gunakan untuk menyinkronkan ponsel Anda ke perangkat orang lain untuk melihat aktivitas layar mereka 24/7.”
Hal ini tidak terbatas di sini; Anda dapat melacak secara langsung lokasi, periksa notifikasi , atau batasi konten di ponsel orang berikutnya melalui ini.
- Menciptakan ruang untuk keterlibatan positif: FlashGet Kids memungkinkan orang tua untuk memperbaikinya waktu layar dan memantau waktu anak pada aktivitas tertentu. Hal ini membuka kemungkinan untuk lebih mendorong interaksi positif dan tatap muka.
- Mendorong konsistensi dan struktur: Sudah menjadi rahasia umum bahwa kontrol orang tua menumbuhkan konsistensi, sehingga menciptakan lingkungan di mana orang tua yang melakukan kekerasan dapat dengan nyaman melakukan peringkat tanpa menyinggung siapa pun.
Singkatnya, alat seperti FlashGet Kids lebih dari sekadar kontrol orang tua untuk mengatur penggunaan internet. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk mempertahankan kebiasaan konsumsi media yang sehat, sehingga berkonsentrasi pada aktivitas hidup yang biasanya diabaikan oleh ayah yang melakukan kekerasan. Terakhir, hal ini membangun hubungan yang lebih baik antara keturunan dan nenek moyang.